tentang Perasaan, tapi tanpa Arah.
Dua hari lalu, Budi dan Tama datang bersama kesalah satu tempat kopi di pusat kota. sudah satu minggu belakangan mereka berdua mencari tempat kopi yang terdekat dengan kampus mereka. Tujuannya tidak lain untuk menyelesaikan jurnal yang sedang mereka kerjakan. Kebetulan, mereka dalam satu kelompok, setelah 2 semester sebelumnya mereka tidak pernah terlibat dalam satu kelompok yang sama. Tama pun sedang memperbaiki keadaannya, hubungannya dan perasaanya, lebih dalam tentang hati yang telah lama hancur. "udah sampe mana?" teks yang Tama dapati sore itu dari Budi. Sore itu memang mereka merencanakan untuk mengerjakan jurnalnya yang masih setengah jalan. Tak lama setelah Tama membacanya, langsung dengan sigap menelpon Budi dan memberitahukan bahwa dia sudah di tempat kopi dari lima belas menit yang lalu. Merasa bersalah karena melupakan jadwalnya, Budi dengan kecepatan cahaya langsung menuju tempat Tama. BEGITU MEMBOSANKAN KALAU HARUS MENUNGGU SEPERTI INI, TA...