Postingan

Hiduplah sederhana - Podcast Suara dan Cerita #Suara Ep. 4

Suatu ketika, dimalam yang tenang, dimalam yang tidak begitu padat, Aku mempersiapkan segalanya. Aku berbincang dan bercakap untuk sedikit meringankan beban hari itu. Dan aku mengerti bahwa, perjalanan yang telah aku lalui dari pagi hari hingga malam tiba begitu panjang dan melelahkan. Di sisi lain aku bisa bahagia karena seikit perjalanan ceritaku bisa aku ceritakan kepada orang lain. Yang menurutku ini jarang sekali aku lakukan.   Biasa, malam itu aku ditemani kopi kesayanganku. Kopi susu gula aren. Diawali dengan bercakap-cakap tentang bagaimana pekerjaanmu hari ini? Bagaimana pekerjaan yang yang sebelumnya kita kerjakan, apakah ada pertanyaan ? apakah ditanyakan hari ini?   Semuanya berjalan dengan sangat berat. Hingga pada suatu ketika. Sebenarnya bagaimana kehidupan yang kita jalani kali ini? Sudah cukup bahagiakah? Ya! Pertanyaan itu yang muncul berkali-kali, yang kemudian ditanyakan terus menerus. Sudah cukupkah kita hidup selama ini? Apa yang kita cari dalam kehidup

Dengan bahagia - Podcast Suara dan Cerita #Suara Ep. 3

Gambar
Dengan bahagia Aku ingin mengirim pesan utuk tetap mencintai diri sendiri, seberapa burukpun hari kalian. Jangan pernah sekalipun menyesal Mengeluh terkadang perlu untuk memicu semangat yang terpuruk terpendam dalam hati. Tapi ingat, jangan terlalu banyak mengeluh. Suatu saat nanti, ada banyak orang yang akan hadir secara mudah. Tanpa ada paksaan ataupun tanpa ada ajakan. Mereka akan datang dengan sendiri. Ketika sedih, coba perlahan menenangkan diri dengan hal-hal yang mudah, mudah kau temui. Melihat senyuman Ibumu, Ayahmu, Kakakmu, atau Adik-adikmu, menurutku itu sudah cukup. Duduk berdua berbicara tentang hal-hal sepele yang telah kalian lalui hari ini. Berkomunikasi adalah jalan yang terbaik untuk menyelesaikan beban hari ini. Dengan siapa ? Dengan orang yang kau percaya! NAAAHH!! itu tadi Episod 3 Podcast Suara dan Cerita. Podcast Suara dan Cerita yang saya buat sendiri merupakan bentuk penyuaraan dari berbagai kondisi yang saya alami. Sedih, bahagia, perasaan tanpa arah, kata-kat

ngegemesinnya lucu.

“aku lupa kalau kamu tidak suka aku menyebut manis ke orang lain.”   Sadarku saat mengetahui bahwa tidak ada lagi percakapan malam itu.                 Sudah diingatkan kalau dia tidak suka, seandainya aku menyebut manis untuk orang lain. Ya, cukup dan hanya untuk dia seorang. Seringkali dia memperingatkan untuk tidak melakukan lagi, nyatanya manusia kadang hal yang sering diingatkan pun bisa lupa, bahkan terjadi pada malam itu. “pasti temen temennya manis yaaaa?” tanyaku diujung pesan malam itu “boro-boro manis, hehehe” kekehnya “masih manisan aku?” “tuh udah taaaauuuu!! Ngapain sih bilang-bilang orang lain manis, aku ga suka ya!!” jelasnya                 Kan, kan kan, ngegemesin.

Puisi - Lupa diri

Lupa diri (Danang Bagus P)  Aku merasa harus berjalan, Terus menerus berjalan, tanpa henti. Jika lelah, menepi sebentar. Sekedar untuk meminum teh manis, Disudut kota yang telah dibuat dengan hati. Tambahan Disaat petang sebelum senja. Ada sepucuk surat disebelahnya, Tak harus dibaca saat ini, engkau telah berjalan cukup panjang, Khawatir isi pesan tak sempat kau cerna. Boleh kau bawa, tapi perlahan. Ada anak anak dirumah mu. Sekali lagi khawatir isi pesan tak pernah kau pahami. Sehingga sulit untuk kau balas, Sebabnya, aku menunggu.  Bintang menepi, bulan masih bercahaya, Ingat. Ini purnama, kau bisa lupa isi pesan tadi siang. Mencoba aku ingatkan melalui sepucuk rindu, teronggok. Tanpa cela. Lalu rindu, terbang dan perlahan menghilang,    Hingga rasanya kau benar-benar menjadi lupa. Sungguh-sungguh lupa. Bukan pura-pura. Sudah ku ingatkan kau tak akan pernah memahami, untuk sekedar membaca. Karena ku yakin akan sulit.  Sulit

kembali menyapa !!

hehehe, sudah berapa lama penulis meninggalkan kesibukan diblog ini. dan saat ini, penulis mencoba kembali untuk menyapa blog ini, semoga senantiasa ada kebaikan yang ikut kembali disetiap tulisan yang saya muat. aamiin. kedepannya semoga penulis senantiasa menemani pembaca dalam berbagai keadaan dan situasi. mungkin mulai dari cerita-cerita perjalanan keseharian, puisi singkat, kutipan atau berbagai macam tulisan lainnya.  Penulis menyadari walaupun masih banyak kekurangan disana sini, dengan senang hati apabila dari pembaca sekiranya memberikan saran dan kritik membangun untuk penulis dan blog ini agar semakin baik, aamiin. Ciptakan Visi termegah dan tertinggi dalam hidupmu, lalu biarkan setiap langkahmu mengarah kesana. - Oprah

tentang Perasaan, tapi tanpa Arah.

Dua hari lalu, Budi dan Tama datang bersama kesalah satu tempat kopi di pusat kota. sudah satu minggu belakangan mereka berdua mencari tempat kopi yang terdekat dengan kampus mereka. Tujuannya tidak lain untuk menyelesaikan jurnal yang sedang mereka kerjakan. Kebetulan, mereka dalam satu kelompok, setelah 2 semester sebelumnya mereka tidak pernah terlibat dalam satu kelompok yang sama. Tama pun sedang memperbaiki keadaannya, hubungannya dan perasaanya, lebih dalam tentang hati yang telah lama hancur.     "udah sampe mana?" teks yang Tama dapati sore itu dari Budi. Sore itu memang mereka merencanakan untuk mengerjakan jurnalnya yang masih setengah jalan. Tak lama setelah Tama membacanya, langsung dengan sigap menelpon Budi dan memberitahukan bahwa dia sudah di tempat kopi dari lima belas menit yang lalu. Merasa bersalah karena melupakan jadwalnya, Budi dengan kecepatan cahaya langsung menuju tempat Tama.  BEGITU MEMBOSANKAN KALAU HARUS MENUNGGU SEPERTI INI, TAPI BERBED

Cerita - dalam kebersamaan, Cinta!

Prolog  Benar adanya jika untuk beradaptasi disuatu tempat baru itu memang sangat butuh proses, tak ubahnya tempat perantauan ku untuk kuliah. Kota yang oleh orang-orang dijuluki sebagai kota yang ikonik dengan lawang sewu (seribu pintu). Ya, kota itu adalah Semarang. Kota yang menjadi impianku untuk menimba ilmu. Sudah jauh ku berpikir akan seperti apa aku dikota itu, apa saja yang akan aku lakukan sebagai aktifitas keseharianku selain kuliah, akan berinteraksi seperti apa dengan lingkungan disekitarku, akan seperti apa pertemananku nanti, akan seperti apa aku menemukan jati diriku yang sesungguhnya.  Merantau buatku adalah suatu hal yang sangat baru, baru yang akan aku alami dan ku jalani. Tidak mempunyai garis keluarga yang tinggal di kota tersebut tentunya membuatku harus lebih mandiri, tanpa mengandalkan keluarga manapun kecuali keluarga dirumah. Untungnya aku punya teman baru yang senantiasa menemaniku. Bahkan jarak antara aku dengan dia tidak semudah aku berjalan men